“Kok tulisan yang saya kirimkan selalu ditolak Terminal, ya? Apa yang membuatnya ditolak?”
Pertanyaan ini menjadi sorotan utama dalam acara Ketok Mojok bertajuk “Parkir di Terminal Mojok” yang diselenggarakan oleh Mojok Institute pada Sabtu, 21 Juni 2025. Acara ini merupakan agenda rutin yang mempertemukan jamaah Mojok dan kru Mojok dalam ruang dialog yang kritis namun tetap santai.
Ketok Mojok kali ini dihadiri oleh sekitar 200 jamaah dari berbagai kalangan. Acara ini menghadirkan Yamadipati Seno (Ketua Departemen Terminal) sebagai pembicara, dengan Kenia sebagai moderator.
Kunci Tulisan Lolos Terminal Mojok
Dalam pemaparannya, Seno menjelaskan bahwa sebelum mengirimkan tulisan ke Terminal, para kontributor sebaiknya memahami terlebih dahulu tata cara penulisan—mulai dari batasan pengiriman artikel, panjang tulisan, hingga notifikasi balasan melalui email. Ia juga menjelaskan secara detail alasan sebuah artikel bisa tayang di Terminal Mojok: mulai dari tema-tema yang cocok dikirimkan, hingga momen yang pas untuk mengangkat suatu topik.
Seno menekankan pentingnya penggunaan kalimat pendek dalam penulisan. “Kalimat pendek itu krusial. Jangan gunakan kalimat panjang,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kalau ingin membuat satu paragraf, cukup isi dengan empat kalimat, lalu pindah ke paragraf berikutnya. Satu kalimat idealnya terdiri dari empat sampai lima kata saja.”
Sesi penjelasan tersebut memberikan kerangka konseptual bahwa untuk menjadi penulis yang baik, seseorang harus memahami konsep dasar penulisan terlebih dahulu. Menulis bukan semata-mata menyampaikan kritik kepada orang lain, tetapi juga harus memberi manfaat bagi pembaca.
Bukan Hambatan, Tapi Tantangan untuk Tumbuh
Diskusi interaktif antara peserta dan narasumber menunjukkan antusiasme tinggi. Beragam pertanyaan mencuat, mulai dari tips agar tulisan bisa lolos di Terminal, ciri artikel yang baik, hingga aspek perlindungan hukum bagi penulis.
Acara ini ditutup dengan catatan penting: kesulitan untuk menembus Terminal Mojok seharusnya tidak dipandang sebagai hambatan, melainkan sebagai motivasi untuk terus berkembang dalam dunia kepenulisan.