Festival Mojo FESMO adalah event tahunan mojok yang pada awalnya merupakan bagian perayaan ulang tahun Mojok. Tahun 2025 menjadi tahun ke-11 Mojok berdiri dan tumbuh bersama ekosistem media kreatif Indonesia.
Perayaan FESMO 2025 kali ini di Kampoeng Media pada tanggal 29 Agustus 2025, FESMO 2025 mengambil tajuk “Hiruk Pikuk Ruang Digital”. Harapannya festival ini bukan sekedar pesta ulang tahun, melainkan raung temu, ruang belajar, dan ruang untuk terus berkembang di era keadaan negara yang sedang tidak baik-baik saja.
Tahun ini, FESMO digelar selama tiga hari, menghadirkan peluncuran buku, Talkshow, hingga musik yang menyalakan malam di tengah rintik-rintik hujan.
Rangkaian Acara
Kegiatan FESMO Day 1
Hari Pertama dibuka dengan peluncuran buku kru mojok “Mojok After Office: Kisah-Kisah Jenaka dari Kantor Orang Biasa” bersama Kru Mojok Kenia dan Agung Purwandono. Sore harinya, rekan-rekan SALAM (Indah Widia Sari & Gracesyera) berbagi cerita lewat buku “Sekolah Bisa Semerdeka Ini”. Malam ditutup dengan talkshow Mojok “Menanam Tumbuhan di Langit Digital” bersama Farid Stevy & Ester Dwi Wulan, sebelum panggung berguncang oleh musik dari The Peal & The Kick.
Kegiatan FESMO Day 2
Hari Kedua dibuka dengan obrolan hangat tentang toko buku bersama Andrean Ilham Listiady (Warung Sastra) dan Arif Dimas (Mojok Store). Sore harinya, acara dilanjutkan dengan ngaji bersama Fahruddin Faiz bertajuk ”Meniti Jalan Kembali”. Malamnya acara dilanjutkan dengan diskusi jenaka namun tajam bersama Mukti Entut dan Bin Nasroel (Coip) dalam tema “Jenaka dalam Algoritma”, setelah itu panggung ditutup dengan musik yang sangat membakar semangat, bersama The Grovvs dan YKHC.
Kegiatan FESMO Day 3
Hari Ketiga menjadi penutup acara Festival Mojok yang padat makna. Acara siang dipenuhi dengan wawasan tentang Cara Berburu Hak Cipta Naskah Terjemahan bersama Ronny Agustinus (Marjin Kiri) & Naufil Istikhari (Cantrik Pustaka). Sorenya dilanjutkan, dengan membedah buku “Kronik Otoritarianisme Indonesia” bersama Zainal Arifin Mochtar & Muhidin M. Dahlan. Malam terakhir diwarnai dengan talkshow Mojok “Politik Was Wes Wos” bersama Total Politik, lalu ditutup manis oleh musik dari Takabur & Tigapagi.
Tentang Fesmo
Festival Mojok ini bukan hanya tentang sebuah acara, melainkan tentang manusia-manusia yang menghidupkannya. karena ia tumbuh dari peluh, tawa dan doa yang tulus
Terima kasih untuk tiga hari yang sangat luar biasa
Diantara riuh aku banyak belajar, bahwa kekeluargaan tak selalu tentang darah, tapi tentang kebersamaan yang selalu kita rawat
Terima kasih FESMO 2025, telah mengikatkan kami dalam simpul kekeluargaan. Sampai bertemu di lain waktu, di panggung yang sama, atau mungkin di tempat yang berbeda. Yang jelas, api semangat ini akan terus kita bawa bersama.