Mojok Institute X Gardamaya kali ini berkolaborasi untuk melakukan sesuatu yang agak berbeda seperti biasanya, bukan mengkritik publik, bukan juga membedah kebobrokan para politik, tapi⦠untuk melakukan liputan publik.
Melakukan liputan ke candi borobudur pada saat hari raya waisak yang berlangsung 11-12 Mei ini menjadi ajang baru bagi mojok institute, Tujuan pelaksanaan liputan ini guna untuk mengetahui seberapa royal pengunjung terhadap hari raya waisak.
Kegiatan ini dimpimpin oleh Ibil S Widodo dan melibatkan para kru mojok seperti Ais, Fira, Ali, dan Fendi. Tak hanya liputan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kolaborasi ini, seperti mengikuti serangkaian kegiatan “Biksu Tudong” dan Mengikuti kegiatan “Lampion”.

Kegiatan ini bukan sekadar hadir untuk melihat keramaian atau menikmati suasana Borobudur saat Waisak. Lebih dari itu, Mojok Institute X Gardamaya mencoba menangkap bagaimana relasi antara masyarakat, wisatawan, dan perayaan keagamaan berlangsung dalam satu ruang bersama. Apakah para pengunjung datang karena alasan spiritual, wisata, atau hanya sekadar ikut-ikutan menjadi bagian dari euforia tahunan?
Blusukan ke lapangan membuahkan banyak cerita unik. Ada yang khusyuk ikut ritual Waisak dari awal sampai akhir, ada juga yang datang karena bakal ada konser lampion dan spot foto buat stok konten Instagram.
Lewat kolaborasi ini, Mojok Institute dan Gardamaya ingin menunjukkan bahwa kegiata liputan lapangan bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, langsung menyentuh realitas sosial, dan tetap tajam secara analitis. Dengan menyandingkan metode observasi, wawancara ringan, dan partisipasi dalam kegiatan Waisak, kegiatan ini mencoba memberi wajah baru bagi pendekatan kultural dalam memahami praktik keberagamaan di ruang publik.