Sebagai seorang yang hobi menulis, tentu ada kebanggaan tersendiri kalau tulisan kita mejeng di Mojok.co. Bukan cuma dapat eksposur, tapi juga bisa sombong dikit ke teman-teman: “Eh bro, tulisan gue tayang di Mojok. Kamu kapan?”
Tapi, mari kita jujur. Tidak semua tulisan bisa lolos. Redaksi Mojok itu bukan AI yang asal klik approve semua naskah yang masuk. Mereka baca, menilai, dan mungkin tertawa (atau menangis) sebelum memutuskan apakah tulisanmu layak tayang atau harus dikubur dalam-dalam.
Nah, supaya peluangmu tidak setipis saldo rekening tanggal tua, berikut ini panduan biar tulisanmu bisa nyangkut di Mojok.
1. Pahami Gaya Mojok: Santai, Nyeleneh, tapi Tetap Berisi
Mojok bukan tempat buat skripsi. Kalau tulisanmu terlalu akademis, redaksi Mojok mungkin akan kirim balik ke kampus.
Di Mojok, tulisan harus ringan, satir, kadang ngawur tapi tetap ada isinya. Jangan kebanyakan basa-basi, apalagi sampai kayak pidato pejabat. Langsung ke poin, tapi tetap renyah dibaca.
Contohnya, kalau mau bahas kenaikan harga cabai, jangan pakai kalimat, “Inflasi yang terjadi di sektor pangan menyebabkan lonjakan harga komoditas cabai rawit…”
Lebih baik begini:
“Harga cabai naik lagi. Dompet makin kering. Sepertinya bentar lagi kita bakal makan Indomie tanpa sambal. Neraka menangis.”
2. Pilih Tema yang Bisa Relate dengan Banyak Orang
Kalau mau tulisannya dimuat, pilih tema yang banyak orang bisa bilang, “Wah, ini gue banget!”
Beberapa topik yang sering masuk Mojok:
- Kisah personal absurd (misalnya pengalaman diputusin lewat WA, atau tragedi dompet ketinggalan pas bayar di kasir).
- Fenomena sosial yang absurd juga (kenapa orang suka flexing di Instagram? Mengapa harga parkir di mal lebih mahal dari es teh manis?).
- Curhat receh tapi mendalam (seperti penderitaan jadi anak kos yang tiap akhir bulan jadi vegan terpaksa).
- Review ngasal tapi berbobot (review warteg langganan atau analisis mendalam soal kenapa kopi sachet lebih enak daripada kopi kafe).
Jangan kirim tulisan yang terlalu serius atau berusaha terlalu intelektual. Mojok suka yang cair, bukan yang bikin dahi mengerut.
3. Tulis dengan Gaya yang Mengalir, Seperti Lagi Ngobrol sama Teman
Bayangkan tulisanmu seperti chat panjang di grup WA. Mengalir, santai, tapi tetap enak dibaca.
Jangan ragu pakai gaya bertutur. Pakai kalimat pendek, sesekali sisipkan punchline biar ada cengiran di akhir paragraf.
Contoh pembukaan yang menarik:
“Setiap kali gajian, gue berjanji untuk jadi manusia hemat. Tapi kenapa seminggu kemudian saldo ATM gue udah mirip angka di termometer musim dingin?”
Dibandingkan dengan ini:
“Manajemen keuangan yang buruk sering kali menyebabkan seseorang mengalami kesulitan finansial dalam jangka panjang.”
Nah, yang pertama lebih Mojok banget.
4. Struktur Harus Rapi, Jangan Kayak Tugas Kuliah yang Dikerjakan Mendadak
Biar enak dibaca, tulisannya harus punya struktur jelas:
- Pembukaan yang Nendang → Bisa pakai cerita, sindiran, atau pertanyaan reflektif.
- Isi yang Mengalir → Jangan terlalu panjang, langsung to the point.
- Penutup yang Menggigit → Bisa pakai punchline, pertanyaan nyebelin, atau kesimpulan absurd.
Contoh penutup khas Mojok:
“Jadi, kalau kamu masih sering kehabisan uang di tanggal 10, mungkin solusinya bukan lagi financial planning, tapi menikahi anak sultan.”
5. Cara Kirim Tulisan ke Mojok (Biar Nggak Kena Skip Redaksi)
Kalau sudah yakin tulisanmu cukup Mojok-able, ikuti langkah berikut:
- Format file .doc atau .docx (Jangan PDF, redaksi Mojok bukan peserta SBMPTN).
- Kirim email ke: redaksi@mojok.co
- Subjek email harus jelas, misalnya:
“Tulisan untuk Mojok – [Judul Tulisan]” - Tulis pengantar singkat di badan email, misalnya:
- Nama asli atau nama pena
- Judul tulisan
- Sedikit perkenalan (jangan panjang-panjang, redaksi Mojok bukan admin Tinder)
- Tunggu balasan. Kalau dalam 2 minggu nggak ada kabar, ya… anggap aja belum rezeki.
6. Tips Tambahan Biar Nggak Masuk Folder ‘Maaf, Belum Bisa Dimuat’
- Jangan kepanjangan. Idealnya 700–1.200 kata. Lebih dari itu, redaksi bisa capek duluan.
- Jangan nulis tema yang udah basi. Kalau mau bahas sesuatu yang viral, kasih sudut pandang baru.
- Baca ulang sebelum kirim. Jangan sampai ada typo memalukan kayak “Menggunakan WC secara bener dan benar.”
- Kalau ditolak, coba lagi. Redaksi Mojok bukan mantanmu, mereka nggak bakal illfeel kalau kamu berusaha lagi.
Kesimpulan: Gagal? Coba Lagi!
Lolos ke Mojok itu kombinasi antara timing, nasib, dan tentu saja, tulisan yang oke. Kalau pertama ditolak, jangan baper. Coba lagi, perbaiki, atau kirim ke tempat lain.
Yang penting, tetap menulis dan tetap absurd. Karena hidup ini sudah cukup serius, kan? 🚀