Yogyakarta, 20 Maret 2025 — Mojok Institute X Mojok After Office kembali hadir dengan kejutan di bulan Ramadan. Mereka menggelar acara bagi-bagi takjil gratis. Tapi tunggu dulu—takjil yang satu ini bukan kolak atau es buah, melainkan ilmu yang lezat dan bergizi untuk otak dan kreativitas umat manusia.
Suasana Daring yang Santai dan Penuh Tawa
Acara bagi-bagi takjil ini diselenggarakan secara online dan diikuti oleh sekitar 100 peserta yang antusias dari berbagai daerah. Dipandu oleh Ais sebagai moderator, acara ini semakin humor dan meriah di tengah gempuran rasa lapar dan haus di bulan Ramadahan.
Bintang utama pada acara ini adalah Riski dan Aly, seorang redaktur mojok yang sudah lama berkecimbung di dunia tulis menulis. Riski membuka sesi dengan membongkar alasan kenapa banyak naskah tak lolos kurasi. Menurutnya, banyak tulisan yang masih belum jelas konsepnya, kurang fokus, atau terasa terlalu umum. “Ada juga yang tulisannya soeji,” ujar Riski.
Sementara itu, Aly berbagi tentang perbedaan mendasar antara rubrik Terminal dan Liputan di Mojok. Penjelasan ini membantu peserta memahami arah dan gaya yang tepat saat ingin mengirim tulisan ke kanal tertentu.
Tanya Jawab Penuh Insight dan Candaan
Sesi tanya jawab jadi bagian paling dinanti. Banyak peserta berebut kesempatan bertanya, mulai dari cara menemukan ide, menjaga semangat saat ditolak, hingga tantangan menulis di era media sosial. Tak hanya mendapatkan jawaban yang jujur dan to the point, suasana juga hangat dengan candaan khas Mojok.
Yang membuat acara ini terasa istimewa adalah semangatnya, bukan hanya memberi motivasi, tapi juga mengajak peserta untuk berani tumbuh dan terus mencoba. Beberapa peserta bahkan bilang mereka jadi lebih siap untuk mengirim tulisan yang lebih baik.
Mojok memang tak pernah setengah-setengah soal berbagi. Lewat acara ini, mereka membuktikan bahwa takjil ilmu bisa sama mengenyangkannya dengan es pisang ijo—asal dinikmati bersama, dengan niat baik, dan sedikit bumbu tawa.